Langsung ke konten utama

Alasan Mahatma Gandhi Berhenti Merokok

Lin
Hai... semoga masih dalam keadaan sehat dan Insya Allah sobat-sobit selalu dalam keadaan sehat wal afiat. Katakan Amiiiinnn...

Sobat-sobit, pasti setuju menjaga kesehatan itu penting sekali dan wajib hukumnya. Tuhan telah mencurahkan nikmatnya yang tak terhitung bagi kita semua salah satunya adalah nikmat raga dan jiwa yang sehat. Lalu apa jadinya jika kita tidak menjaga nikmat yang diberikan kepada kita? Bukankah kita termasuk orang-orang yang tidak bersyukur?

Sobat-sobit, menjaga kesehatan adalah salah satu cara kita mensyukuri nikmat Tuhan yang tiada tara. Hal ini jugalah yang membuat Mahatma Gandhi "Bapak India" berhenti merokok. Kegiatan menyemburkan asap rokok dari mulut beliau seperti orang dewasa awalnya dikira adalah kenikmatan. Gandhi muda saat itu hanya mempunyai sedikit uang untuk membeli rokok, dan puntung-puntung rokok dari paman-pamannya saja tidak cukup. Kadang-kadang beliau bersama temannya mencuri uang dari pembantu-pembantunya di rumah. Tidak lama kemudian Mahatma gandhi berhenti merokok. Beliau dapat merasakan bahwa merokok adalah kebiasaan jelek dan merugikan. Perbuatan-perbuatannya itu meresahkan hati Gandhi muda ini, karena beliau telah menetapkan hati untuk menyusun hidupnya atas dasar kebenaran.
Sepuntung rokok

Wahhh... Mahatma Gandhi muda juga ternyata seperti anak muda lainnya juga yaaa. Hehehe. Alasan Gandhi muda untuk merokok mungkin juga sama seperti anak-anak muda lainnya yang awalnya mungkin mencoba dan akhirnya...akhirnya kecanduan dehh. Tapi Gandhi muda untungnya segera sadar akan kebiasaan merokok yang menurutnya tidak baik. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi buat sobat-sobit yang saat ini sedang menghisap dan menyemburkan asap rokok yang sangat tidak baik untuk kesehatan.

Sumber : Orang-orang Besar Pria dan Wanita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran, Fungsi dan Problematika Kurikulum 2013

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kunjungan Anda. Tulisan ini saya himpun dari beberapa buku yang terkait dengan judul postingan ini.Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami dan tidak disetujui, harap maklum, saya kan bukan ahlinya, hehehehe,,,.  silahkan di baca.... A.     Pengertian dan Konsep Kurikulum Istilah kurikulum ”curriculum” pada mulanya berasal dari kata curir yang berarti “pelari” dan “curere” yang mengandung makna “tempat berpacu”, yang pada awalnya kata tersebut digunakan di dalam dunia olahraga. Pada saat ini kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Lantas pengertian tersebut mengalami perluasan dan juga digunakan dalam dunia pendidikan yang kemudian menjadi sejumlah mata pelajaran subject yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal saat ia mulai masuk sekolah hingga akhir program pelajaran itu sendiri selesai guna memperolah penghargaan

seni tari

SENI TARI 1.       Pengertian Seni Tari Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis. Tari juga merupakan ungkapan jiwa manusia melalui gerakan ritmis sehingga dapat menimbulkan daya pesona. Yang dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak. Definisi seni tari menurut para ahli adalah sebagai berikut : a.        Kamala Devi Chattopadhyaya Seorang kritikus dan seniman India, mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan tampak mengarah pada bentuk-bentuk tertentu. b.        Corry Hartong Menurut Corry Hartong, tari ialah gerakan yang berbentuk dari ritmis dari badan di dalam ruang. c.        Soedarsono Seorang kritikus seni yang mendefinisikan tari sebagai ekspresi jiwa manusia melalui gerakan-gerakan ritmis yang indah. Dari batasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa media dasar seni tari adalah gerak, a

sejarah ilmu peluang

Sejarah Ilmu Peluang                                                                                                                                 Ilmu hitung peluang sesungguhnya telah digunakan oleh manusia sejak jaman kuno. Namun, penelitiannya baru dilakukan secara sungguh-sungguh oleh para ahli matematika pada pertengahan abad ke-17. Pada awalnya pemakaian ilmu hitung peluang banyak diwarnai oleh segi buruknya. Ketika itu para penjudi melakukan penyelidikan guna memperoleh informasi tersembunyi agar memenangkan permainan kartu. Akan tetapi, “analisis cerdik”mereka mengenai persoalan tersebut sebagian besar   telah dilupakan orang. Ilmu hitung peluang yang dewasa ini dikemukakan oleh tiga orang Perancis, yaitu bangsawan kaya Chevalier De Mere dan dua ahli matematika Blaise pascal serta Fierre de fermat. Pada tahun 1652, de Mere bertemu dengan Pascal dalam suatu perjalanan. Untuk memperoleh bahan pembicaraan yang menarik, de Mere yang bersemangat dengan masalah duniaw