Sejarah Ilmu Peluang
Ilmu
hitung peluang sesungguhnya telah digunakan oleh manusia sejak jaman kuno.
Namun, penelitiannya baru dilakukan secara sungguh-sungguh oleh para ahli
matematika pada pertengahan abad ke-17. Pada awalnya pemakaian ilmu hitung
peluang banyak diwarnai oleh segi buruknya. Ketika itu para penjudi melakukan
penyelidikan guna memperoleh informasi tersembunyi agar memenangkan permainan
kartu. Akan tetapi, “analisis cerdik”mereka mengenai persoalan tersebut
sebagian besar telah dilupakan orang.
Ilmu hitung peluang yang dewasa ini dikemukakan oleh tiga orang Perancis, yaitu
bangsawan kaya Chevalier De Mere dan dua ahli matematika Blaise pascal serta Fierre de
fermat.
Pada
tahun 1652, de Mere bertemu dengan Pascal dalam suatu perjalanan. Untuk
memperoleh bahan pembicaraan yang menarik, de Mere yang bersemangat dengan
masalah duniawi, menyodorkan sejumlah pertanyaan matematis. Soal yang diajukan
de Mere itu diantaranya adalah cara membagi hasil taruhan permainan dadu yang
jaruus berhenti di tengah-tengah permainan. Pascal membawa pulang persoalan
tersebut dan bekerja sama dengan Fermat memikirkannya selama lebih kurang dua
tahun. Dari hasil penelitian inilah muncul ilmu hitung peluang yang dikenal
sampai sekarang.
Munculnya
teori peluang mungkin berawal adri adanya perjudian. Setiap orang yang berjudi
pasti ingin menang. Akan tetapi, banyak orang yang berkata bahwa bermain judi
adalah mempertaruhkan keberuntungan, karena terkadang menang dan terkadang
kalah. Oleh karena itu banyak penjudi yang tidak puas akan kekalahan, maka
mereka meminta bantuan para ahli matematika untuk mengatur suatu strategi yang
bagus sehingga kemungkinan untuk menang lebih besar. Matematikawan yang
dimaksud antara lain Pascal, Leibniz, Fermat, dan James Bernoulli.
Selain dalam perjudian, banyak bidang-bidang lain
yang berkaitan dengan kejadian-kejadian bersifat peluang, menggunakan bantuan teori
peluang. Misalkan pada peramalan cuaca, penanaman modal saham, dan penelitian
ilmiah.
Sumber
: wahana matematikan untuk SMA/MA kelas XI. Sutrima dan budi Usodo.
Matematika inovatif 2 konsep dan aplikasinya.
Komentar