Langsung ke konten utama

Abraham Lincoln Besar (Part 2)

Sekonyong-konyong terdengar tembakan dan ayah itu jatuh mati. Ada orang Indian! Salah seorang anaknya segera menunggang kuda untuk meminta bantuan kepada benteng terdekat. Anaknya yang kedua lari ke rumah untuk mengambil senapan. Tepat pada waktu ia memegang senapannya, ia melihat ke belakang. Seorang Indian sedang membungkuk untuk mengangkat dan membawa penting adik laki-lakinya yang berumur enam tahun, di sisi bapaknya yang mati. Cepat-cepat pemuda itu membidikkan senapannya dan menembak. Orang Indian jatuh tersungkur dan tak bergerak. Anak kecil itu lari mendapatkan kakaknya. Mereka berdua mempertahankan rumah dari serangan orang Indian, sampai tiba bantuan dari benteng. Anak kecil, Thomas, yang diselamatkan oleh tindakan cepat dari kakaknya itulah yang kemudian menjadi ayah Abraham Lincoln.
Paragraf di atas adalah salah satu paragraf dari buku berjudul "Orang-orang besar pria dan Wanita" yang menjadi sumber dari tulisan saya tentang Abraham Lincoln part 1 dan sekarang akan saya lanjutkan lagi.
Pada tahun 1834 ia terpilih sebagai anggota pemerintahan. Orang-orang menyukainya karena ia dapat menjelaskan buah pikirannya, berbicara tentang pemerintahan dan pada waktu yang sama bekerja bersama mereka di ladang. Selama delapan tahun terpilih sebagai anggota pemerintahan, ia mempelajari hukum dan pada akhir waktu itu ia pergi ke Springfield, Illionis. Di sana ia bergabung dengan ahli hukum yang lebih tua membuka kantor pengacara.
Seiring waktu dengan kerja kerasnya, ia dikenal sebagai ahli hukum yang jujur dan selalu dapat berbuat apa yang ia pikir benar.
Sebagai pengacara, Abraham Lincoln juga menolong jiwa Duff anak dari Jack Amstrong yang terancam hukuman mati karena dituduh membunuh orang. (Mmm jadi ingat kasus Jessica yang tinggal menunggu vonis dari hakim). Abraham mengucapkan pembelaannya setelah mempelajari pengakuan dari seseorang bernama Allen yang ternyata berbohong.
Meskipun Abraham bekerja sebagai pengacara, perhatiannya terhadap pemerintahan tak luput. Terutama pada soal perbudakan. Ia tidak berpendapat bahwa, budak belian itu harus dibebaskan sekonyong-konyong. Tetapi ia percaya bahwa perbudakan itu salah. Menurut beliau, tak ada orang yang demikian baiknya hingga ia dapat memerintah orang lain tanpa persetujuan yang diperintah. (EXACTLY...setuju)
Abraham yang pandai berbicara sederhana namun meyakinkan di setiap pidatonya terkenal luas dan sangat dihormati. Hasil pemilihan umum pada tahun 1860 secara tak terduga ia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat mengalahkan Stephen Douglas yang juga sangat bersemangat dan pandai.
Berbagai permasalahan bermunculan di awal ia bekerja di Gedung Putih. Tujuh negara bagian di selatan meninggalkan Negara Serikat, karena tidak senang tentang pikiran-pikirannya mengenai perbudakan. Di negara bagian utara ada keraguan dan kekacauan. Penasehat-penasehatnya ada yang lemah dan ada yang merasa diri demikian mampunya, hingga ia menginginkan Presiden mau menyerahkan semua kepadanya. Perang saudara pun dimulai. Lambat laun rakyat biasa di seluruh negara mulai mengetahui bahwa di Gedung Putih duduk presiden yang besar dan orang yang besar pula. Air mata ibu, tangis bayi, cerita malang, menyentuh hati orang besar ini. Inilah suatu contoh tentang apa yang disebut kelemahan Presiden.
Salah satu pertemuan besar diadakan di medan perang Gettysburg untuk menghormati pahlawan-pahlawan yang gugur. Ia berdiri untuk berpidato. Tinggi dan kurus, mukanya yang sedih menggambarkan kesedihan dari peperangan. Ia berbicara pelan-pelan selama tiga menit. Seseorang berkata "Ia membuat kegagalan. Saya sayangkan hal itu". Hanya pada waktu orang membaca sendiri tulisannya, baru orang mengetahui apa isi pidato itu sebenarnya. Pidato itu sederhana dan bahasa Inggerisnya bagus sekali. Isinya luhur penuh rasa memaafkan dan merupakan pidato yang tersohor di dunia. Pidato itu berakhir sebagai berikut:
    "Dengan lindungan Tuhan, bangsa ini akan mengalami kelahiran kemerdekaannya kembali; dan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, tidak akan lenyap dari bumi."
Pada tahun 1864 Abraham Lincoln dipilih kembali untuk kedua kalinya sebagai Presiden Amerika. Ia memiliki musuh-musuh yang ingin melihatnya dikalahkan, tetapi rakyat biasa percaya padanya.
Sayang, akhir hayat sang Presiden berakhir dengan tragis. Seorang pemuda bernama John Booth yang membenci pihak utara, telah lama merencanakan akan membunuh presiden. Pada malam empat hari bulan April 1865, tuan dan nyonya Lincoln pergi menonton dalam gedung Kesenian di Washington. John Booth diam-diam masuk menodongkan pistol ke belakang kepala Presiden dan diletuskannya. Seorang pemuda yang ingin menghentikannya ditusuknya dengan pisau. Ia berhasil kabur dengan menunggang kuda. Abraham Lincoln di bawa ke rumah sakit di seberang jalan dan ia meninggal keesokan harinya.
Tidak mungkin melukiskan perasaan rakyat ketika kabar yang menyedihkan tentang kematian presidennya sampai kepada mereka. Orang-orang gagah perkasa menangis tanpa malu. Bahkan rakyat dari selatan ikut berduka-cita, sebab mereeka tahu bahwa mereka pun kehilangan seorang teman. Mayatnya di bawa dengan kereta api ke Springfield, Illionis mengikuti perjalanan kereta api yang membawanya ke Washington empat tahun lalu. Dalam tiap kota dan desa yang dilalui orang-orang berkelompok menyatakan duka cita dan hormatnya. Orang besar ini, yang memulai hidupnya di pondok kayu dan mengakhirinya di Gedung Putih, telah mendapat tempat dalam hati rakyatnya sebagaimana belum pernah terjadi sebelumnya dan sesudahnya.

Well, kisah di atas menggambarkan kepada kita bahwa seorang pemimpin besar ada dalam hati rakyatnya dan akan selalu bersama rakyatnya meskipun kebesaran hati dan pemikiran-pemikirannya tidak disukai oleh mereka yang tak sependapat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran, Fungsi dan Problematika Kurikulum 2013

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kunjungan Anda. Tulisan ini saya himpun dari beberapa buku yang terkait dengan judul postingan ini.Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami dan tidak disetujui, harap maklum, saya kan bukan ahlinya, hehehehe,,,.  silahkan di baca.... A.     Pengertian dan Konsep Kurikulum Istilah kurikulum ”curriculum” pada mulanya berasal dari kata curir yang berarti “pelari” dan “curere” yang mengandung makna “tempat berpacu”, yang pada awalnya kata tersebut digunakan di dalam dunia olahraga. Pada saat ini kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Lantas pengertian tersebut mengalami perluasan dan juga digunakan dalam dunia pendidikan yang kemudian menjadi sejumlah mata pelajaran subject yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal saat ia mulai masuk sekolah hingga akhir program pelajaran itu sendiri selesai guna memperolah penghargaan

seni tari

SENI TARI 1.       Pengertian Seni Tari Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis. Tari juga merupakan ungkapan jiwa manusia melalui gerakan ritmis sehingga dapat menimbulkan daya pesona. Yang dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak. Definisi seni tari menurut para ahli adalah sebagai berikut : a.        Kamala Devi Chattopadhyaya Seorang kritikus dan seniman India, mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan tampak mengarah pada bentuk-bentuk tertentu. b.        Corry Hartong Menurut Corry Hartong, tari ialah gerakan yang berbentuk dari ritmis dari badan di dalam ruang. c.        Soedarsono Seorang kritikus seni yang mendefinisikan tari sebagai ekspresi jiwa manusia melalui gerakan-gerakan ritmis yang indah. Dari batasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa media dasar seni tari adalah gerak, a

sejarah ilmu peluang

Sejarah Ilmu Peluang                                                                                                                                 Ilmu hitung peluang sesungguhnya telah digunakan oleh manusia sejak jaman kuno. Namun, penelitiannya baru dilakukan secara sungguh-sungguh oleh para ahli matematika pada pertengahan abad ke-17. Pada awalnya pemakaian ilmu hitung peluang banyak diwarnai oleh segi buruknya. Ketika itu para penjudi melakukan penyelidikan guna memperoleh informasi tersembunyi agar memenangkan permainan kartu. Akan tetapi, “analisis cerdik”mereka mengenai persoalan tersebut sebagian besar   telah dilupakan orang. Ilmu hitung peluang yang dewasa ini dikemukakan oleh tiga orang Perancis, yaitu bangsawan kaya Chevalier De Mere dan dua ahli matematika Blaise pascal serta Fierre de fermat. Pada tahun 1652, de Mere bertemu dengan Pascal dalam suatu perjalanan. Untuk memperoleh bahan pembicaraan yang menarik, de Mere yang bersemangat dengan masalah duniaw