Pembelajaran
Keterampilan Menulis Karangan di SD
Morsey (dalam Puji Santosa,
2009:3.21) menyatakan bahwa menulis/mengarang merupakan keterampilan berbahasa
yang kompleks, untuk itu perlu dilatihkan secara teratur dan cermat sejak kelas
awal SD. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif
karena penulis harus terampil menggunakan grofologi, stuktur bahasa dan
memiliki pengetahuan bahasa yang memadai (Puji Santosa, 2009:3.21). Dalam standar kompetensi lulusan Sekolah Dasar mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis, diharapkan peserta didik
memiliki kompetensi melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana,
petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan,
parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan
pantun.(
http://www.sekolahdasar.net/2011/11/pembelajaran-menulis-di-sd.html) diakses tanggal 4 Desember 2014.
Keberhasilan pembelajaran menulis ditentukan oleh cara guru
menyajikan pelajaran menulis. Pelaksanaan merupakan kegiatan pengimplementasian
pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan rencana tertulis atau tidak tertulis
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Atau dengan kalimat lain dikatakan
bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis adalah strategi guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran menulis di kelas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pelaksanaan disesuaikan dengan tujuan umum dan tujuan khusus
pembelajaran menulis yang hendak dicapai (Depdikbud, 1995:23).
Menurut
Sabarti Akhadiah, dkk (1996: 82), pembelajaran menulis di Sekolah Dasar adalah
sebagai berikut.
a)
Pembelajaran menulis permulaan.
Pembelajaran ini meliputi persiapan
menulis dengan melatih siswa memegang pensil dan menggoreskannya di kertas,
menulis huruf dan merangkainya menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan
kata menjadi kalimat sederhana.
b)
Pembelajaran menulis lanjut.
Dalam pembelajaran ini, dapat
dikelompokkan menjadi 4 pokok bahasan yaitu:
1) pengembangan paragraf,
2) menulis surat dan laporan,
3) pengembangan
bermacam-macam karangan, dan
4) menulis puisi dan naskah drama.
Dilihat dari prosesnya, pembelajaran
menulis menuntut kerja keras guru untuk membuat pembelajaran di kelas menjadi
kegiatan yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa “dipaksa” untuk dapat
membuat sebuah karangan, tetapi sebaliknya, siswa merasa senang karena diajak
guru untuk mengarang atau menulis (Puji Santosa, dkk, 2009:6.15)
Komentar
My blog