Langsung ke konten utama

Harusnya “ada Aqua”



Harusnya “ada Aqua”

Hai…. Baru muncul lagi nieh,,,
Mmmmm saya….Jadi bingung mau nulis apa, heheh
Sebenarnya, akhir-akhir ini ada banyak,, ehh beberapa jhy kayaknya,
Apanya yang beberapa?
Umm,,,semacam ide-ide atau apalah,,yang ingin saya tulis tapi…. Bingung mau mulai dari mana,,,
Jadi begini ceritanya,,, beberapa hari terakhir ini saya sering searching (cieehh,,,, biar kerrren gitu) heheh tentang hal-hal yang masih penuh tanya…
Isshhh…. Apakah itu heeee
Bingung khaaan,, makanya itu saya belum tahu mau mulai dari mana. Singkatnya tuhhh bisa dbilang semacam kebenaran lahh
Ehem  daripada bicarakan tentang “sesuatu” yang bikin pusing, iya bikin pusing, semakin saya mencoba memahami dan mencerna dengan kemampuan otak saya yang sangat terbatas, saya semakin “takut”.
Niehhh saya punya pengalaman yang lucu dan mungkin sedikit memalukan, hehehe
Sebagai mahasiswa tingkat akhir Insya Allah kalau tidak ada halangan hehehe,, kan jarang ke kampus lagi biasa. Jarang ke kampus membuat saya bosan di rumah terus, sebenarnya ada niat mau cari kesibukan tapi da bilang I mama saya harus fokus dulu sama yang “itu”.

Nah,, hari Selasa 24 Maret 2015 sekitar puku 10 WITA (lengkapnya,,,)heheh saya ke kampus, tujuan utama saya ke perpustakaan. Tiba di kampus saya ketemu dengan teman-teman ehh ngobrol  dulu. Dalam peristiwa ngobrol itu saya jadi teringat kembali tujuan saya tadi, saya pun  mengajak Sulis (teman saya) ke perpus. Tidak lama di perpus kami ke luar lagi mencari teman-teman yang terlibat dalam peristiwa ngobrol tadi, ehh ternyata mereka sudah pulang. Dan  ,,,,,,kami memutuskan untuk keliling-keliliing, nongkrong di kampus dulu, hehehe.
Tak lama kemudian saya melihat Apri (teman saya), ehh belum sempat mau tegur, dia menghilang (kayak hantu) hehehhe jalannya cepat sekali kayak lagi di kejar pemburu hantu ,, (khakahakah ada kah?) .Tak disangka kami bertemu lagi dengan Apri, kami pun ngobrol lagi tentang kesehatannya, sekedar info niehhh Apri baru saja ke luar dari RS karena sakit Tipes. Katanya dia tidak boleh kelelahan dan juga tidak boleh begadang,,umm jadi bertambah lagi pengetahuanku, hehehehhe.
Setelah ngobrol panjang x lebar x tinggi, akhirnya volume sebatang balok di tangan tukang yang sedang bekerja di gedung baru FKIP diketahui. *5#$@)*7^<?”:” pfttttt ttt . Kami pun (saya dan Sulis) menemani Apri untuk mengantar surat ijin penelitiannya ke ruang jurusan. Nah di ruang ini saya jadi teringat lagi bahwa ternyata sejak diumumkan sekitar akhir bulan lalu, saya belum mengumpulkan bukti pembayaran SPP dan KHS semester terakhir. Beruntung slip itu masih ada dalam tasa saya, kalau KHS urusan belakang nanti buka siakad saja. Saya meminta saran dari Sulis, dan dia berhasil meyakinkan bahwa tidak apa-apa saya mengumpulnya sekarang. Dengan penuh percaya diri saya melangkahkan kaki ke meja Bu “N” yang sejak  tadi saya pandangi terus.
“Permisi bu, , ini” sambil menyodorkan slip
“Iya kenapa?”
HAHHHHHH kok wajah bu “N” berubah jadi wajah bu “S”
“Duhhh nda kenapa-kenapa jhy bu”
Bu L yang juga ada tepat di sampaing saya bertanya,, ehh kamu kenapa?
Sulis menjawab yang kebetulan ada di depan pintu “hehehehe da kira bu “S” itu bu “N”
Hufftttttttttttt, saya hanya bisa tertawa dan ditertawakan,,,
Menurut pengakuan Sulis, tadi dia bilang jhy kayaknya nda ada bu “N”, tapi saya tidak dengar soalnya tadi saya tergesa-gesa ke meja beliau, dan ternyata dari tadi yang duduk di meja bu “N”  adalah bu “S” yang sejak tadi saya pandangi itu.
Pengaruh kelamaan di rumah terus kayaknya niehhh, hehehehe ehhh kalau dipikir-pikir bukan salah saya sepenuhnya. Ummm menurut saya, bu “S” juga sedikit salah, iya kenapa juga beliau harus duduk di meja bu “N”. (hehehehe boleh juga pembelaannya)
Saat di rumah saya mengingat-ingat kejadian tadi di kampus. Wait,, seharusnya tadi tuh saya bilang “ada Aqua” kayak iklan-iklan di tv, hehehehehe
Hmmmm adaaaaaaaaa jugaaaaaaaaaaa,khakhakhakaha




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran, Fungsi dan Problematika Kurikulum 2013

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kunjungan Anda. Tulisan ini saya himpun dari beberapa buku yang terkait dengan judul postingan ini.Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami dan tidak disetujui, harap maklum, saya kan bukan ahlinya, hehehehe,,,.  silahkan di baca.... A.     Pengertian dan Konsep Kurikulum Istilah kurikulum ”curriculum” pada mulanya berasal dari kata curir yang berarti “pelari” dan “curere” yang mengandung makna “tempat berpacu”, yang pada awalnya kata tersebut digunakan di dalam dunia olahraga. Pada saat ini kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Lantas pengertian tersebut mengalami perluasan dan juga digunakan dalam dunia pendidikan yang kemudian menjadi sejumlah mata pelajaran subject yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal saat ia mulai masuk sekolah hingga akhir program pelajaran itu sendiri selesai guna memperolah penghargaan

seni tari

SENI TARI 1.       Pengertian Seni Tari Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis. Tari juga merupakan ungkapan jiwa manusia melalui gerakan ritmis sehingga dapat menimbulkan daya pesona. Yang dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak. Definisi seni tari menurut para ahli adalah sebagai berikut : a.        Kamala Devi Chattopadhyaya Seorang kritikus dan seniman India, mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan tampak mengarah pada bentuk-bentuk tertentu. b.        Corry Hartong Menurut Corry Hartong, tari ialah gerakan yang berbentuk dari ritmis dari badan di dalam ruang. c.        Soedarsono Seorang kritikus seni yang mendefinisikan tari sebagai ekspresi jiwa manusia melalui gerakan-gerakan ritmis yang indah. Dari batasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa media dasar seni tari adalah gerak, a

sejarah ilmu peluang

Sejarah Ilmu Peluang                                                                                                                                 Ilmu hitung peluang sesungguhnya telah digunakan oleh manusia sejak jaman kuno. Namun, penelitiannya baru dilakukan secara sungguh-sungguh oleh para ahli matematika pada pertengahan abad ke-17. Pada awalnya pemakaian ilmu hitung peluang banyak diwarnai oleh segi buruknya. Ketika itu para penjudi melakukan penyelidikan guna memperoleh informasi tersembunyi agar memenangkan permainan kartu. Akan tetapi, “analisis cerdik”mereka mengenai persoalan tersebut sebagian besar   telah dilupakan orang. Ilmu hitung peluang yang dewasa ini dikemukakan oleh tiga orang Perancis, yaitu bangsawan kaya Chevalier De Mere dan dua ahli matematika Blaise pascal serta Fierre de fermat. Pada tahun 1652, de Mere bertemu dengan Pascal dalam suatu perjalanan. Untuk memperoleh bahan pembicaraan yang menarik, de Mere yang bersemangat dengan masalah duniaw