Lin
Model
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif
(cooperative
learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut
adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat
secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Pembelajaran
kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Johsnon and
Johsnon (La Iru dan La Ode Safiun Arihi, 2012:24) memberikan definisi cooperative learning is learning
based on a small group approach to achievement. Definisi tersebut
mengandung pengertian bahwa kooperatif merupakan pembelajaran yang didasarkan
pada belajar dalam kelompok kecil yang menekankan siswa baik secara individual
maupun kelompok.
Pembelajaran kooperatif
dibutuhkan kemauan dan kemampuan serta kreatifitas guru dalam mengelola
lingkungan kelas. Guru harus mampu menciptakan kelas sebagai suatu laboratorium
demokrasi dimana siswa belajar untuk terlatih dan terbiasa untuk menerima serta
berbeda pendapat dengan temannya (Sugiyanto, 2010:12)
Berdasarkan uraian di
atas dapat dipahami secara sederhana bahwa pembelajaran kooperatif diartikan sebagai model pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan siswa dalam kelompok kecil, mempelajari materi
pembelajaran dan mengerjakan tugas.
Model
pembelajaran kooperatif menurut Wina Sanjaya (2006: 241), adalah rangkaian
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada 4 unsur penting
dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok; (2)
adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; (4)
adanya tujuan yang harus dicapai.
Model
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dilakukan secara berkelompok,
siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4
sampai 5 orang dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah
siswa untuk bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial
dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari
sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi
teman yang lain.
Model
pembelajaran kooperatif, dibatasi sebagai lingkungan belajar dimana siswa
bekerja sama dalam suatu kelompok kecil yang kemampuannya berbeda-beda untuk
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Model pembelajaran ini memanfaatkan bantuan
siswa lain untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran, karena
siswa terkadang lebih paham akan hal yang disampaikan temannya daripada guru
serta bahasa yang digunakan siswa kadang lebih mudah dipahami oleh siswa
lainnya.
Tujuan
dibentuknya kelompok kooperatif adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar
dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar.
Kelompok siswa tersebut harus saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar
bekerja dalam kelompok. (Daryanto, 2014: 35).
a. Ciri-Ciri
Pembelajaran Kooperatif
Menurut Stahl dalam Ismail (2002: 12) bahwa ciri-ciri
pembelajaran kooperatif adalah :
1)
Belajar dengan teman
2)
Tatap muka antar teman
3)
Mendengarkan diantara
anggota
4)
Belajar dari teman
sendiri dalam kelompok
5)
Belajar dalam kelompok
kecil
6)
Produktif berbicara
atau mengemukakan pendapat
7)
Siswa membuat keputusan
8)
Siswa aktif
Sedangkan menurut Johnson dalam Ismail (2002:
12) belajar dengan koopertif mempunyai ciri :
a.
Saling ketergantungan
yang positif
b.
Dapat
dipertanggungjawabkan secara individu
c.
Heterogen
d.
Berbagi kepemimpinan
e.
Berbagi tanggung jawab
f.
Ditekankan pada tugas
dan kebersamaan
g.
Mempunyai ketrampilan
dalam berhubungan sosial
h.
Guru mengamati
i.
Efektifitas tergantung
kepada kelompok
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Siswa belajar dalam kelompok,
produktif mendengar, mengemukakan pendapat dan membuat keputusan secara
bersama.
2)
Kelompok siswa yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin,
dan kemampuan belajar.
3)
Panghargaan lebih diutamakan
pada kerja kelompok.
b.
Tujuan
Pembelajaran Kooperatif
Ibrahim
(2002: 9) mengemukakan bahwa peran aktif siswa sangat diperlukan melalui kerja
sama yang kompleks dalam suatu kelompok belajar, dimana aktivitas tersebut
terdapat tiga tujuan dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Berkaitan dengan hasil belajar akademik pembelajaran
kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam akademik. Banyak
ahli berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu
siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit, termaksud konsep-konsep IPA.
2) Penerimaan terhadap keragaman dimana penerimaan yang
luas terhadap orang yang berbeda menurut
ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan.
3) Pengembangan keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Selanjutnya
Ibrahim (2002: 10) mengemukakan bahwa tujuan utama pembelajaran kooperatif
dalam kegiatan mengajar adalah: 1) Hasil belajar; 2) Penerimaan terhadap
keragaman; dan 3) Pengembangan keterampilan sosial.
Sedangkan menurut Daryanto (2013:37) Tujuan model
pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu
ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Model pembelajaran
kooperatif sebagai salah satu model pembelajaran alternatif dan merupakan
perbaikan dari pembelajaran klasikal bertujuan untuk:
a)
memberikan kesempatan kepada setiap
siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah secara
rasional;
b)
mengembangkan sikap sosial dan semangat
gotong royong dalam kehidupan;
c)
mendinamiskan kelompok dalam belajar
sehingga setiap kelompok merasa dirinya bagian dari kelompok yang bertanggung
jawab;
d) mengembangkan
kemampuan–kemampuan kepemimpinan pada setiap anak.
c.
Kelebihan
dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif
ada beberapa kelebihan yang akan diperoleh yaitu:
1) Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas
suatu masalah.
2) Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penelitian mengenai
suatu masalah.
3) Mengembangkan
bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
4) Memungkinkan
guru untuk lebih memperhatikan kebutuhan siswa dalam belajar.
5) Siswa
lebih aktif bergabung dengan teman mereka dalam pelajaran, mereka lebih aktif dalam
berdiskusi.
6) Memberikan
kesempatan siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar
siswa, dimana mereka saling bekerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
Disamping adanya
kelebihan, pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan-kelemahan antara
lain sebagai berikut:
1)
Kerjasama kelompok sering kali hanya
melibatkan siswa yang mampu, sebab mereka cukup memimpin dan mengarahkan kepada
mereka yang kurang mampu.
2)
Model ini kadang menuntut pengaturan
tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
3)
Keberhasilan strategi kelompok ini
tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau bekerja sendiri. (http://www.scribd.com/dec/11540191/pembelajaran-kooperatif-tipe-NHT.html, diakses 10 Desember 2014)
Wina Sanjaya
(2008:25) menuliskan kelemahan pembelajaran
kooperatif yaitu: a)
Siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.
Akibatnya, keadaan semacam ini dapat menggangu iklim kerja sama dalam
kelompok. b) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada
hasil kerja kelompok. c) Memerlukan periode waktu yang cukup panjang dan hal
ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali
penerapan strategi ini.
d. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kooperatif
Menurut Ibrahim dalam La Iru dan Safiun Arihi (2012: 54) terdapat enam langkah utama atau
tahapan didalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.
langkah-langkah tersebut terdapat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Langkah-Langkah
Pembelajaran Kooperatif
Fase
|
Tingkah Laku Guru
|
1.
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa dalam belajar.
|
2.
Menyajikan
informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan
atau lewat bahan bacaan.
|
3.
Mengorganisasikan
siswa kedalam kelompok kooperatif
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
|
4.
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas
mereka.
|
5.
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya
|
6.
Memberikan
penghargaan
|
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok
|
Ibrahim dalam la Iru dan Safiun Arihi (2012: 54)
Demikian
penjelasan singkat mengenai model pembelajaran Kooperatif yang dapat saya
tuliskan di blog ini. Banyak referensi lain yang telah membahas mengenai model
ini dengan penjelasan yang lebih baik
tentunya. Jika terdapat tulisan yang kurang berkenan mohon dimaklumi,
hehehehe….Semoga bermanfaat .
#JAYALAH
PENDIDIKAN INDONESIA.
Komentar