Lin
a.
Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktifitas yang
mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral
change) pada individu yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi
karena usaha individu yang bersangkutan. Belajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti : bahan yang dipelajari, instrument, lingkungan, dan kondisi
individu si pelajar. Sedangkan mengajar pada hakikatnya adalah membantu siswa
memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar Joyce, Weil
dan Shirs (dalam Majid, 2012:225).
Winkel
(1986:36) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, keterampilan dan nilai
sikap.Perubahan itu bersikap secara relative, konstan dan berbekas.
Belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapilebih luas dari padaitu yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan yang
meliputi aspek-aspek seperti pengethuan, pemahaman, kebiasaan, apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap dan
lain-lain.Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi
perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut (Hamalik,
2002:36).
Menurut Skinner, 1973 (dalam
Sutikno, 2013: 3-4) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut Morgan,
1962 (dalam Sutikno, 2013: 3-4) mengartikan belajar sebagai suatu perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman
yang lalu. Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Definisi tersebut menunjukkan
bahwa hasil perubahan dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan
aktivitas tertentu. Walaupun pada dasarnya tidak semua kegiatan yang dilakukan
termasuk kategori belajar. Perubahan dalam diri seseorang dalam belajar yang
dimaksud adalah perubahan yang secara sadar dan tertuju untuk memperoleh
sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha
belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan hasil belajar juga bersifat aktif. Maksudnya, bahwa perubahan itu
tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha dari individu itu
sendiri. Perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya tujuan yang ingin
dicapai.
Djafar Ahiri (2008: 25)
mengemukakan bahwa belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah
dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, pengertian belajar yang lebih modern
diungkapkan bahwa setiap perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan
terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Definisi yang kedua ini memuat
dua unsur penting dalam belajar, yaitu: 1) Belajar adalah perubahan tingkah
laku; 2) Perubahan yang terjadi adalah karena latihan atau pengalaman. Secara umum
belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi
individu dengan lingkungan. Jadi, perubahan perilaku adalah hasil belajar,
artinya seseorang dikatakan telah belajar jika ia dapat melakukan sesuatu yang
tidak dapat dilakukan sebelumnya.
Dari beberapa pendapat mengenai
belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses atau kegiatan
yang dapat mengubah perilaku seseorang melalui interaksinya dengan lingkungan
yang diwujudkan dalam aktivitas melihat, mengamati, membuat dan menyelesaikan
masalah, bukan menghafalkan fakta-fakta, informasi atau pengetahuan namun
adanya keseluruhan perubahan tingkah laku seseorang. Perubahan tersebut sebagai
hasil dari proses belajar.
b.
Pembelajaran
Winkel, 1991 (dalam Sutikno, 2013: 31) mengartikan pembelajaran sebagai
seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta
didik dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan
terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam diri
peserta didik.
Secara implisit, dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan, dan
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan
berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran,
menyampaikan materi pelajaran, dan mengelolah pembelajaran.
Lindgren, 1976 (dalam Sutikno, 2013: 32) menyebutkan bahwa fokus sistem
pembelajaran mencakup tiga aspek, yaitu:
1)
Siswa.
Siswa merupakan faktor yang sangat penting sebab tanpa
siswa tidak adanya proses belajar.
2) Proses belajar
Proses belajar adalah apa saja yang dihayati siswa
apabila mereka belajar, bukan apa saja yang harus dilakukan pendidik untuk
membelajarkan materi pelajaran.
3)
Situasi
belajar
Situasi belajar adalah tempat terjadinya proses belajar
dan semua faktor yang mempengaruhi proses belajar seperti pendidik, kelas, dan
interaksi di dalamya.
Tujuan
pembelajaran pada dasarnya adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki
siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan kata lain tujuan
pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan
pembelajaran. Menurut Nana Sudjana dan Wari Suwaria, 1991 (dalam Sutikno, 2013:
34) kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif), dan keterampilan (psikomotor).
Sumber
:
Ahiri,
Djafar. 2008. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar. Kendari: Unhalu Press.
Majid, Abdul.
2012. Perencenaan Pembelajaran.
Bandung: Rosda
Sutikno, M.
Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran.
Lombok: Holistica.
Winkel,
WS., 1986. Psikologi Pengajaran. Jakarta:
Grasindo
Hamalik,
Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi
Aksara
2002.
Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung:
Sinar baru Algesindo
Komentar