Langsung ke konten utama

Tari Dinggu

Lin

Tari Dinggu
Berbicara mengenai keragaman budaya di Indonesia tercinta memang menarik mulai dari bahasa, adat istiadat, tarian , makanan khas, pakaian dan masih banyak lagi yang khas-khas dari setiap daerah di Indonesia. Daerah yang terletak di kaki pulau Sulawesi tepatnya bagian tenggara juga banyak memiliki keragaman budaya, seperti pada tari-tarian.
Salah satu tarian yang cukup terkenal adalah tari Lulo. Menurut informasi yang saya baca dari beberapa sumber tari ini awalnya adalah tarian yang dilakukan oleh orang-orang Tolaki zaman dulu sebagai ungkapan rasa syukur kepada “sangia mbae”  semacam dewa padi atas hasil panen padi yang melimpah. Nama tari ini sendiri berasala dari kata “molulowi” yaitu nama gerakan dalam menginjak-injak padi agar terpisah dari tangkainya. Kalau sekarang sih sudah canggih, tinggal masukkan saja ke dalam mesin penggilingan.
Seiring perkembangan zaman, tarian Lulo juga mengalami perkembangan. Tarian yang awalnya sebagai ungkapan rasa syukur kini menjadi tarian yang dapat dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan, tarian yang dulunya diiringi alat musik semacam gendang dan gong kini diiringi dengan alat musik yang lebih modern, tarian yang gerakannya cukup sederhana kini mengalami modifikasi di sana-sini. Penjelasan mengenai tari ini saya cukupkan saja dehhh, soalnya sudah banyak yang membahas tentang seluk-beluk tari ini. Kali ini saya mau membahas salah satu tarian dari suku Tolaki yang juga masih ada kaitannya dengan sejarah tari Lulo.
Tari Dinggu yappp namanya tari Dinggu. Dinggu dalam bahasa Tolaki artinya ummm “pukul” sepertinya kurang tepat, umm… saya ilustrasikan saja misalnya emmm…. Nanti saja saya jelaskan dehhh hehehehehe. Kalau sudah menyaksikan tarian ini dan tahu bahasa Tolaki saya jamin kalian pasti mengerti arti dari kata “dinggu”.
Back to laptop…. Tari Dinggu saya tahu sejak saya SD dari buku-buku tentang Indonesia judul bukunya saya lupa, dalam buku tersebut ada gambar orang sedang menari Dinggu dengan penjelasan tarian dari Sulawesi Tenggara. Berjalannya waktu, saya akhirnya bisa menyaksikan langsung seperti apa tarian Dinggu itu sendiri. Tanggal 1 Mei 2015 tepatnya Jumat malam saya ke Konsel Expo untuk menyaksikan beberapa pertunjukkan dalam rangka memperingati Hardiknas yang dirangkaikan dengan hari jadi Kabupaten Konawe Selatan. Malam itu saya keliling melihat stand-stand dari masing-masing Kecamatan dan SKPD. Di penghujung stand ada stand “Paguyuban Jawa” kalau saya tidak salah. Di situ untuk pertama kalinya saya menyaksikan langsung pertunjukan tari Reog. Awalnya saya penasaran dengan suara pengiring tariannya yang agak gimanannnnna gitu, hehehehe. Saya pun menyusup diantara kerumunan orang-orang dan berhasil melihat langsung dengan mata kepala saya sendiri, agak seram sihhh, heheheh
Penjelasan tentang tari Dinggu mana Lin?????  Sabar pi deela, hehehehe
Setelah merasa agak gimanaaaa gitu, saya bergeser ke arah kanan belasan langkah saya pun sampai di depan panggung utama yang saat itu sudah berlangsung beberapa penampilan dari pelajar-pelajar yang mewakili sekolah masing-masing. Saya cukup terhibur dan sempat merekam dengan kamera ponsel beberapa penampilan adik-adik pelajar yang cukup potensial untuk lebih dikembangkan lagi.
Penampilan terakhir yanng saya saksikan sebelum saya pulang adalah tarian Dinggu. Saat mendengar bahwa tarian yang dibawakan adalah tarian Dinggu saya sangat bersemangat ( kayak apa saja), hehehehehe…. soalnya saya penasaran seperti apa sih tarian Dinggu itu. Tarian ini dibawakan oleh beberapa wanita dan beberapa pria, jumlahnya saya tidak tahu dengan pasti,, umm sepertinya tidak lebih dari 12 orang. Tarian diawali dengan gerakan pembuka oleh pria-pria yang memegang alu kemudian para wanita menyanyikan sebuah lagu yang isinya mengajak para masyarakat untuk mengolah lahan karena musim menanam padi telah tiba yang ditandai dengan munculnya rasi bintang mmmmanyi, para wanita dan melakukan gerakan taria.. kalau dalam bahasa Tolaki disebut “Pesuri”. Sambil menynyang lembut sedangkan para pria melakukan gerakan aktratif yang cukup menegangkan (bagi saya sihhh)  hingga lagu selesai.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran, Fungsi dan Problematika Kurikulum 2013

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kunjungan Anda. Tulisan ini saya himpun dari beberapa buku yang terkait dengan judul postingan ini.Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami dan tidak disetujui, harap maklum, saya kan bukan ahlinya, hehehehe,,,.  silahkan di baca.... A.     Pengertian dan Konsep Kurikulum Istilah kurikulum ”curriculum” pada mulanya berasal dari kata curir yang berarti “pelari” dan “curere” yang mengandung makna “tempat berpacu”, yang pada awalnya kata tersebut digunakan di dalam dunia olahraga. Pada saat ini kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Lantas pengertian tersebut mengalami perluasan dan juga digunakan dalam dunia pendidikan yang kemudian menjadi sejumlah mata pelajaran subject yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal saat ia mulai masuk sekolah hingga akhir program pelajaran itu sendiri selesai guna memperolah penghargaan

seni tari

SENI TARI 1.       Pengertian Seni Tari Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis. Tari juga merupakan ungkapan jiwa manusia melalui gerakan ritmis sehingga dapat menimbulkan daya pesona. Yang dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak. Definisi seni tari menurut para ahli adalah sebagai berikut : a.        Kamala Devi Chattopadhyaya Seorang kritikus dan seniman India, mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan tampak mengarah pada bentuk-bentuk tertentu. b.        Corry Hartong Menurut Corry Hartong, tari ialah gerakan yang berbentuk dari ritmis dari badan di dalam ruang. c.        Soedarsono Seorang kritikus seni yang mendefinisikan tari sebagai ekspresi jiwa manusia melalui gerakan-gerakan ritmis yang indah. Dari batasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa media dasar seni tari adalah gerak, a

sejarah ilmu peluang

Sejarah Ilmu Peluang                                                                                                                                 Ilmu hitung peluang sesungguhnya telah digunakan oleh manusia sejak jaman kuno. Namun, penelitiannya baru dilakukan secara sungguh-sungguh oleh para ahli matematika pada pertengahan abad ke-17. Pada awalnya pemakaian ilmu hitung peluang banyak diwarnai oleh segi buruknya. Ketika itu para penjudi melakukan penyelidikan guna memperoleh informasi tersembunyi agar memenangkan permainan kartu. Akan tetapi, “analisis cerdik”mereka mengenai persoalan tersebut sebagian besar   telah dilupakan orang. Ilmu hitung peluang yang dewasa ini dikemukakan oleh tiga orang Perancis, yaitu bangsawan kaya Chevalier De Mere dan dua ahli matematika Blaise pascal serta Fierre de fermat. Pada tahun 1652, de Mere bertemu dengan Pascal dalam suatu perjalanan. Untuk memperoleh bahan pembicaraan yang menarik, de Mere yang bersemangat dengan masalah duniaw