Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Harusnya “ada Aqua”

Harusnya “ada Aqua” Hai…. Baru muncul lagi nieh,,, Mmmmm saya….Jadi bingung mau nulis apa, heheh Sebenarnya, akhir-akhir ini ada banyak,, ehh beberapa jhy kayaknya, Apanya yang beberapa? Umm,,,semacam ide-ide atau apalah,,yang ingin saya tulis tapi…. Bingung mau mulai dari mana,,, Jadi begini ceritanya,,, beberapa hari terakhir ini saya sering searching (cieehh,,,, biar kerrren gitu) heheh tentang hal-hal yang masih penuh tanya… Isshhh…. Apakah itu heeee Bingung khaaan,, makanya itu saya belum tahu mau mulai dari mana. Singkatnya tuhhh bisa dbilang semacam kebenaran lahh Ehem   daripada bicarakan tentang “sesuatu” yang bikin pusing, iya bikin pusing, semakin saya mencoba memahami dan mencerna dengan kemampuan otak saya yang sangat terbatas, saya semakin “takut”. Niehhh saya punya pengalaman yang lucu dan mungkin sedikit memalukan, hehehe Sebagai mahasiswa tingkat akhir Insya Allah kalau tidak ada halangan hehehe,, kan jarang ke kampus lagi biasa. Jarang ke

Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan di SD

Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan di SD      Morsey (dalam Puji Santosa, 2009:3.21) menyatakan bahwa menulis/mengarang merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks, untuk itu perlu dilatihkan secara teratur dan cermat sejak kelas awal SD. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif karena penulis harus terampil menggunakan grofologi, stuktur bahasa dan memiliki pengetahuan bahasa yang memadai (Puji Santosa,     2009:3.21).                                                                          Dalam standar kompetensi lulusan Sekolah Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis, diharapkan peserta didik memiliki kompetensi melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun.( http

Model Pembelajaran Kontekstual

1                                                                                           Model Pembelajaran Kontekstual ( CTL ) a.       Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) Depdiknas (dalam La Iru dan La Ode Safiun Arihi, 201 3:71) menjelaskan bahwa pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning ) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme ( Constructivism ), bertanya ( Questioning ), menemukan ( Inquiry ), masyarakat belajar ( Learning Community ), pemodelan ( Modeling ), dan penilaian sebenarnya ( Authentic Assesment ) (, 2003). Sedangkan menurut Jhonson (dalam La Iru dan La Ode Safiun Arihi, 201 3:71) Model CTL merupakan proses pendidikan yang bertujuan meno